16 Des 2012

DESAIN PEMBELAJARAN MODEL J. KEMP


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang
Pembelajaran merupakan suatu sistem, yang terdiri dari berbagai komponen yang saling berhubungan satu dengan yang lain. Komponen tersebut meliputi: tujuan/kompetensi, materi, metode dan evaluasi. Keempat komponen pembelajaran tersebut harus diperhatikan oleh guru dalam memilih atau menentukan pendekatan dan model pembelajaran.
            Berkenaan dengan pendekatan dan model pembelajaran akan mengahantarkan kita untuk memahami berbagai hal yang terkait dengan pola-pola pembelajan, model pembelajaran, cirri-ciri model pembelajaran, rumpun pendekatan dalam setiap model pembelajaran, dan model pembelajaran berdasarkan teori belajar, seperti : model interaksi social, model pemrosesan informasi, model personal, dan model pembelajaran tingkahlaku.
            Kegiatan pembelajaran dilakukan oleh dua orang pelaku, yaitu guru dan siswa. Perilaku guru adalah mengajar dan perilaku siswa adalah belajar. Prilaku mengajar dan belajar tersebut terkait dengan bahan pembelajaran. Bahan pembelajaran dapat berupa pengetahuan, nilai-nilai kesusilaan, seni, agama, sikap dan ketrempalian. Hubungan antara guru, siswa dan bahan ajar, bersifat dinamis dan komplek.
            Hasil penelitian para ahli tentang kegiatan guru, siswa dalam kaitannya dengan bahan pengajaran dalam model pembelajaran. Penelitian tentang model pembelajaran telah dilakukan oleh beberapa ahli di amerika sejak tahun 1950-an. Perintis model pembelajaran di amerika serikat adalah Marc Belth penelitian tentang kegiatan pembelajaran yaitu berusaha menemukan model pembejajaran.
            Model-model yang dikemukakan dapat diubah, diuji kembali dan dikembangkan, selanjutnya dapat diterapkan dalam kegiatan pembelajaran berdasarkan pola pembelajaran yang digunakan. Selain model pembelajaran yang dikembangkan oleh Marc Belth, ada juga beberapa pendapat para ahli seperti model Dick and Carey, model ASSURE, model Jerold E. Kemp, dkk, model Smith dan Ragan, model ADDIE, model Front-end System Design oleh A.W.Bates.
1.2  Rumusan Masalah         
1.2.1        Bagaimanakah Model Jerold E. Kemp dkk ?
1.2.2        Bagaimanakah Aplikasi Model Pembelajaran Jerold E. Kemp ?

1.3  Tujuan Penulisan
1.3.1   Untuk mengetahui Model Jerold E. Kemp dkk.
1.3.2  Untuk mengetahui Aplikasi Model Pembelajaran Jerold E. Kemp.
1.4 Manfaat Penulisan
1.4.1  Memberikan informasi tentang Model Jerold E. Kemp dkk.
1.4.2 Memberikan informasi tentang Aplikasi Model Pembelajaran Jerold E. Kemp.











BAB II
PEMBAHASAN


2.1       Model Jerold E. Kemp

Model desain sistem pembelajaran yang dikemukakan oleh Jerold E. kemp dkk. (2001) berbentuk lingkaran atau Cycle. Menurut mereka, model berbentuk lingkaran menunjukkan adanya proses kontinyu dalam menerapkan desain system pembelajaran. Model desain sistem pembelajaran yang di kemukakan oleh Kemp dkk. terdiri atas komponen-komponen sebagai berikut:
1.     Mengidentifikasi masalah dan menetapkan tujuan pembelajaran yaitu menentukan tujuan pembelajaran umum dimana tujuan yang ingin dicapai dalam mengajarkan masing-masing pokok bahasan.
2.    Menentukan dan menganalisis karakteristik siswa. Ananlisis ini diperlukan antara lain untuk mengetahui apakah latar belakang pedidikan dan sosial budaya siswa memungkinkan untuk mengikuti program, dan langkah apa yang perlu diambil.
3.     Mengidentifikasi materi dan menganalisis komponen-komponen tugas belajar yang terkait dengan pencapaian tujuan pembelajaran.
4.     Menetapkan tujuan pembelajaran khusus bagi siswa. Yaitu tujuan yang spesifik, operasional dan terukur, dengan demikian siswa akan tahu apa yang akan dipelajari, bagaimana mengerjakannya, dan apa ukurannya bahwa siswa telah berasil. Dari segi guru rumusan itu dalam menyusun tes kemampuan dan pemilihan bahan/materi yang sesuai.
5.    Membuat sistematika penyampaian materi pelajaran secara sistematis dan logis.
6.    Merancang strategi pembelajaran. Kriteria umum untuk pemilihan strategi pembelajaran khusu tersebut: a) efisiensi, b) keefektifan, c) ekonomis, d) kepraktisan, peralatan, waktu, dan tenaga.
7.    Menetapkan metode untuk menyampaikan materi pelajaran.
8.    Mengembangkan instrument evaluasi. Yaitu untuk mengontrol dan mengkaji keberhasilan program secara keseluruhan, yaitu : a) siswa, b) program pembelajaran, c) instrumen evaluasi.
9.     Memilih sumber-sumber yang dapat mendukung aktifitas pembelajaran.

















                                   
            Gambar Model desain sistem pembelajaran Kemp dkk.


Model desain sistem pembelajaran memungkinkan penggunanya untuk memulai kegiatan desain dari komponen yang mana saja. Model ini tergolong dalam taksonomi model yang berorientasi pada kegiatan pembelajaran individual atau klasikal. Model ini dapat digunakan oleh guru untuk menciptakan proses pembelajaran yang berlangsung di dalam kelas secara efektif, efisien dan menarik.
Diagram pada gambar menggambarkan model desain sistem pembelajaran yang dikemukakan oleh Kemp dkk. Model ini berbentuk siklus yang memberi kemungkinan bagi penggunanya untuk memulai kegiatan desain sistem pembelajaran dari fase atau komponen yang mana pun sesuai dengan kebutuhan.
Menurut Gustafson dan Branch (2002), model desain sistem pembelajaran yang dikemukakan oleh Kemp dkk merupakan sebuah model yang berfokus pada perencanaan kurikulum. Model dengan pendekatan trdisional ini memprioritaskan langkah dan perspektif siswa yang akan menempuh proses pembelajaran. Faktor penting yang mendasari penggunaan model desain sistem pembelajaran kamp, yaitu:
1.    Kesiapan siswa dalam mencapai kompetensi dan tujuan pembelajaran.
2.    Strategi pembelajaran dan karakteristik siswa.
3.    Media dan sumber belajar yang tepat.
4.    Dukungan terhadap keberhasilan belajar siswa.
5.    Menentukan keberhasilan siswa dalam mencapai tujuaan pembelajaran.
6.    Revisi untuk membuat program pembelajaran yang efektif dan efisien.

2.2       Aplikasi Model Pembelajaran Jerold E. Kemp

Model desain pembelajaran J. Kemp merupakan model desain pembelajaran di jenjang SD, SMP, dan SMA. Aplikasi model desain pembelajaran ini dibuat dalam bentuk Rencana Pelaksanaan Pembelajara (RPP). Perencanaan pembelajaran atau biasa disebut Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah rancangan pembelajaran mata pelajaran per unit yang akan diterapkan guru dalam pembelajaran di kelas. Berdasarkan RPP inilah seorang guru (baik yang menyusun RPP itu sendiri maupun yang bukan) diharapkan bisa menerapkan pembelajaran secara terprogram. Karena itu, RPP harus mempunyai daya terap (aplicable) yang tinggi. Tanpa perencanaan yang matang, mustahil target pembelajaran bisa tercapai secara maksimal.  Pada sisi lain, melalui RPP pun dapat diketahui kadar kemampuan guru dalam menjalankan profesinya.
Sebagaimana rencana pembelajaran pada umumnya, rencana pembelajaran melalui pendekatan kontekstual dirancang oleh guru -yang akan melaksanakan pembelajaran di kelas¬yang berisi skenario tentang apa yang akan dilakukan siswanya sehubungan topik yang akan dipelajarinya.
Dalam penerapan aplikasi model J. Kemp, diterapkan dalam sebuah RPP yang bisa dijabarkan sebagai berikut :
a.       Menentukan Tujuan Umum
Sebagaimana diketahui bahwa menuliskan tujuan pembelajaran umum (TPU) untuk pokok bahasan adalah salah satu unsur penting dalam proses perencanaan pembelajaran. Beberapa pendekatan perencanaan menghendaki atau mempersyaratkan segera dilakukannya penulisan tujuan umum tersebut setelah diketahui pokok bahasan yang akan diajarkan.ini pekerjaan sulit dan kurang disenangi dan tidak banyak orang yang dapat merinci dengan jelas berbagai tujuan umum. Bahkan ketika tujuan umum mulai ditulis, berbagai istilah berikut ini sering digunakan seperti : memahami, mempelajari, menanamkan sikap, memperoleh keterampilan, dan lain-lain. Semua istilah di atas itu tidak cocok untuk menyatakan tujuan kegiatan belajar.Penggunaan istilah di atas memang menyatakan tujuan atau maksud guru sebagai hasil belajar utama setelah mempelajari pokok bahasan yang ditentukan, namun tidak secara khusus menunjukkan kemampuan apa yang harus dicapai siswa. Jangan menyamakan pernyataan tujuan, yang ditulis secara umum untuk suatu mata diklat secara keseluruhan, dengan tujuan pembelajaran umum pembelajaran (TPU) yang ditulis untuk suatu pokok bahasan. Beberapa istilah dapat digunakan untuk tujuan umum diantaranya : menghargai, mengenali, menentukan, memahami arti, menguasai, menilai, mengerti, dan sebagainya. Jadi tujuan umum terdiri atas sebuah kata kerja yang tidak pasti, dan isi pokok bahasan yang bersifat luas.
b.      Menganalisis Karakteristik Siswa
Analisis pararel terhadap peserta didik dan konteks dimana mereka belajar, dan konteks apa tempat mereka menggunakan hasil pembelajaran. Keterampilan-keterampilan perserta didik yang ada saat ini, yang lebih disukai, dan sikap-sikap ditentukan berdasarkan karakteristik atau setting pembelajaran dan setting lingkungan tempat keterampilan diterapkan. Aspek-aspek yang diungkap dalam kegiatan ini dapat berupa bakat, motivasi belajar, gaya belajar, kemampuan berfikir, minat, atau kemampuan awal.


c.       Menentukan Tujuan Pembelajaran Khusus
Mengacu kepada pengertian tujuan pembelajaran umum di atas menunjukkan kurang jelasnya apa yang diharapkan dari siswa. Kalau apa yang diharapkan tidak dibatasi dengan jelas, siswa tentu tidak akan tahu dengan pasti apa yang akan dipelajari atau kegiatan apa yang perlu dilaksanakan. Di samping itu, tanpa batasan tersebut, guru tentu akan menghadapi kesulitan dalam mengukur hasil belajar secara rinci. Kelemahan ini dapat diatasi apabila guru menuliskan dengan tepat manfaat nyata yang akan diperoleh siswa sebagai hasil belajar mereka.Manfaat ini dapat ditunjukkan dalam bentuk sesuatu yang akan diraih siswa setelah belajar. Dari sinilah lahir tujuan pembelajaran khusus (TPK.) atau sasaran pembelajaran. Dengan mengetahui apa yang diharapkan dalam bentuk tujuan pembelajaran khusus kita memperoleh manfaat antara lain :
• Siswa dapat mengatur tata cara belajar mereka dengan baik dan menyiapkan diri untuk menempuh ujian.
• Siswa memiliki rasa percaya diri dan termotivasi untuk melanjutkan kegiatan belajar berikutnya.
• Merupakan landasan bagi guru dalam memilih dan menyusun aktivitas pembelajaran dan sumber belajar, serta memilih media metode agar pembelajaran lebih efektif.
• Tujuan pembelajaran khusus merupakan acuan kerja untuk merancang alat evaluasi. Jadi tujuan pembelajaran khusus (TPK.) harus dapat menjadi dasar untuk merancang
• cara dan soal ujian yang relevan. Tujuan pembelajaran khusus dapat dikelompokkan ke dalam tiga kategori utama yakni ranah kognitif, ranah psikomotor, dan ranah afektif. Pemahaman tentang jenjang dalam tiap ranah sangat berguna ketika merencanakan satuan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) untuk suatu mata diklat.
d.      Menentukan Materi Pembelajaran
Setelah menetapkan tujuan khusus pembelajaran, maka langkah berikutnya adalah menetapkan isi (produk) belajar atau bahan ajar.Proses pembelajaran dapat ditingkatkan apabila bahan ajar atau tata cara yang akan dipelajari tersusun dalam urutan yang bermakna. Kemudian, bahan itu harus disajikan kepada siswa dalam beberapa bagian, dimana banyak sedikitnya bagian tersebut bergantung pada urutan, kerumitan, dan tingkat kesulitannya. Susunan dan tata cara ini dapat membantu siswa menggabungkan dan memadukan pengetahuan atas proses secara pribadi. Pada tahap ini ditetapkan konsep, prinsip, azas yang mana harus dikuasai siswa. Bahan ajar yang ditetapkan itu diuraikan dalam setiap langkah pembelajaran secara sistematis.
e.       Menentukan Kegiatan Belajar Mengajar
Setelah tujuan pembelajaran umum, tujuan pembelajaran khusus,dan tata urut bahan ajar telah ditetapkan oleh guru, maka muncul persoalan berikutnya yakni bagaimana memilih strategi pembelajaran. Penetapan strategi pembelajaran mengacu kepada proses penetapan struktur kegiatan pembelajaran. Dalam strategi pembelajaran mesti tergambarkan tahap-tahap pengajaran, situasi belajar yang perlu dikembangkan, kegiatan guru dan siswa, dan sumber-sumber belajar. Proses menentukan struktur kegiatan belajar mengajar ini berkaitan erat dengan pemilihan penentuan model mengajar yang digunakan. Walaupun seorang guru tidak mungkin secara kaku hanya menggunakan satu model mengajar tertentu dalam suatu kegiatan pembelajaran, namun model utama yang akan digunakan kiranya dapat pula ditentukan.Dalam kegiatan pembelajaran guru dapat memilih satu atau beberapa model mengajar yang relevan sebagai strategi .
f.       Menentukan Pre-Test
Menilai hasil belajar merupakan unsur terakhir dari keempat unsur penting dalam proses perancangan pembelajaran. Untuk merancang alat penilaian hasil belajar guru perlu mengenali kembali rumusan tujuan pembelajaran khusus (TPK.). Untuk kemudian guru harus mengembangkan alat uji dan bahan untuk mengukur seberapa jauh siswa telah menguasai pengetahuan yang dipelajarinya, dapat memperagakan keterampilannya, dan menunjukkan perubahan dalam sikapnya sebagaimana yang dituntut tujuan khusus pembelajaran tersebut. Harus ada hubungan langsung antara tujuan khusus pembelajaran dengan soal dalam alat uji penilaian. Beberapa pakar bahkan menganjurkan agar segera setelah isi bahan ajar dan rincian tujuan pembelajaran khusus selesai ditulis, guru dapat langsung membuat soal ujian yang berhubungan dengan isi mata diklat tadi.
g.      Melakukan Evaluasi
Evaluasi merupakan alat yang digunakan untuk mengungkap taraf kenberhasilan pembelajaran, khususnya untuk mengukur hasil belajar siswa. Melalui evaluasi dapat diketahui efcktivitas proses pembelajaran dan tingkat pencapaian tujuan yang telah ditetapkan. Evaluasi yang baik adalah alat yang tepat (valid), dapat dipercaya (reliable) dan memadai (adequate). Pcngukuran tingkat keberhasilan siswa dapat dilakukan dengan menggunakan tes tertulis (written test), tes lisan (oral test) ataupun tes praktck (performance test). Evaluasi mcrupakan laporan (akhir) dari proses pembelajaran khususnya laporan tentang kemajuan prestasi belajar siswa. Evaluasi secara otomatis merupakan pertanggungjawaban guru dalam pelaksanaan proses pembelajaran. Rencana pelaksanaan pembelajaran untuk mata diklat tertentu dharus menekankan pada pengajaran pengetahuan atau keterampilan namun tidak mengabaikan penekanan pada aspek afektif. Merancang RPP dengan cara bersistem diharapkan dapat mempersiapkan para siswa untuk menggunakan semua yang mungkin mereka kuasai untuk kebutuhan pribadi, sosial, atau pekerjaan dimasa datang. Apapun tujuan suatu mata diklat, proses perencanaan pelaksanaan pembelajaran membutuhkan proses berpikir secara menyeluruh. Jadi pendekatan yang dipilih seyogianya pendekatan yang memungkinkan adanya kerja sama antara siswa (dan dengan guru). Berbagai hasil penelitian yang dilakukan baik di dalam negeri maupun di luar negeri menyimpulkan bahwa hasil belajar siswa yang diajar guru dengan menggunakan persiapan mengajar dengan baik, lebih efektif dibandingkan dengan hasil belajar siswa yang diajar tanpa menggunakan persiapan mengajar yang baik.




BAB III
PENUTUP


3.1 Simpulan
 Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa Model desain sistem pembelajaran yang di kemukakan oleh kemp terdiri atas komponen-komponen sebagai berikut:
1.  Mengidentifikasi masalah dan menetapkan tujuan pembelajaran
2.  Menentukan dan menganalisis karakteristik siswa.
3.  Mengidentifikasi materi dan menganalisis komponen-komponen tugas belajar yang terkait dengan pencapaian tujuan pembelajaran.
4.   Menetapkan tujuan pembelajaran khusus bagi siswa.
5.   Membuat sistematika penyampaian materi pelajaran secara sistematis dan logis.
6.   Merancang strategi pembelajaran.
7.   Menetapkan metode untuk menyampaikan materi pelajaran.
8.   Mengembangkan instrument evaluasi.
9.   Memilih sumber-sumber yang dapat mendukung aktifitas pembelajaran.
Model desain pembelajaran J. Kemp merupakan model desain pembelajaran di jenjang SD, SMP, dan SMA. Aplikasi model desain pembelajaran ini dibuat dalam bentuk Rencana Pelaksanaan Pembelajara (RPP). Perencanaan pembelajaran atau biasa disebut Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah rancangan pembelajaran mata pelajaran per unit yang akan diterapkan guru dalam pembelajaran di kelas.

3.2 Saran
                 Penulis berharap dengan makalah ini, pembaca supaya bisa memahami, dan mau  menerapkan Model Disain Sistem Pembelajaran Jerold E. Kemp dkk dan mampu mengaplikasikan Model Pembelajaran Jerold E. Kemp.


DAFTAR PUSTAKA

Hamalik, Oemar. 1991. Model-Model Pengembangan Kurikulum. Bandung: PPs Universitas Pendidikan Indonesia.

Pribadi, Benny A.2009. Model Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: Dian Rakyat.

Abd. Gafur. 1989. Disain Instruksional Suatu langkah sistematis penyusunan pola dasar kegiatan belajar mengajar. Solo. Tiga Serangkai.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar