KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan
kepada Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat dan karuniaNya sehingga makalah
tentang, “DESAIN PEMBELAJARAN MODEL HANAFFIN AND PECK”, telah dapat penulis
selesaikan. Makalah ini sebagai salah satu tugas yang harus diselesaikan dalam
rangka menyelesaikan mata kuliah Desain Model Pembelajaran IPS pada program Studi Magister Pendidikan IPS di
Universitas Lampung.
Pada kesempatan ini pula penulis mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya atas bantuan baik moril maupun materiil sehingga makalah ini
dapat kami selesaikan, kepada :
1.
Dr. R Gunawan Sudarmato, SPd, SE, MM
selaku dosen Mata Kuliah Desain Model Pembelajaran IPS pada program studi Magister Pendidikan IPS Universitas Lampung.
2.
Dr.
Herpratiwi, M.Pd. selaku dosen pengampu mata kuliah Desain Model Pembelajaran
IPS pada Program Studi Magister Pendidikan IPS Universitas Lampung.
3.
Teman-teman sejawat yang telah membantu
terselesainya makalah ini.
4.
Semua pihak yang tidak dapat kami
sebutkan satu per satu.
Akhirnya penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun demi kesempurnaan makalah ini. Penulis berharap, semoga makalah ini akan bermanfaat untuk menambah ilmu dan wawasan bagi pembacanya.
Bandar
Lampung, Desember 2012
Penulis,
SYAMSI
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Desain pembelajaran adalah praktik penyusunan
media teknologi komunikasi dan isi untuk membantu agar dapat terjadi transfer
pengetahuan secara efektif antara guru dan peserta didik. Model-model desain
rencana pembelajaran adalah model PPSI, model Banathy, model Kemp, model
Gerlach & Elly, model Dick & Carrey, model ASSURE, model ADDIE, model Hanafin and Peck, dan model waterfall.
Dalam model PPSI pengajaran dipandang sebagai suatu sistem. Sub-sistem dari
pengajaran, diantaranya tujuan pembelajaran, bahan pelajaran, kegiatan
pembelajaran, alat-alat dan sumber pembelajaran dan evaluasi. Model kemp
berorientasi pada perancangan pembelajaran yang menyeluruh. Sehingga guru
sekolah dasar dan sekolah menengah, dosen perguruan tinggi, pelatih di bidang
industri, serta ahli media yang akan bekerja sebagai perancang pembelajaran.
Model Banathy bertitik tolak dari pendekatan sistem (sistem approach), yang
mencakup keenam komponen (langkah) yang saling berinterelasi dan berinteraksi
untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Model Gerlach &
Elly menjadi suatu garis pedoman atau suatu peta perjalanan pembelajaran karena
model ini memperlihatkan keseluruhan proses belajar mengajar yang baik,
sekalipun tidak menggambarkan secara rinci setiap komponennya.
Desain pembelajaran dikenal beberapa model yang
dikemukakan oleh para ahli. Secara umum, model desain pembelajaran dapat
diklasifikasikan ke dalam model berorientasi kelas, model berorientasi sistem,
model berorientasi produk, model prosedural dan model melingkar.
Model berorientasi kelas biasanya ditujukan untuk mendesain
pembelajaran level mikro (kelas) yang hanya dilakukan setiap dua jam pelajaran
atau lebih. Contohnya adalah model ADDIE. Model berorientasi produk adalah
model desain pembelajaran untuk menghasilkan suatu produk biasanya
media pembelajaran misalnya, video pembelajaran, multimedia pembelajaran atau
modul. Contoh modelnya adalah model Hannafin and Peck. Model berorientasi
system yaitu model desain pembelajaran untuk menghasilkan suatu system
pembelajaran yang cakupannya luas seperti desain sistem suatu pelatihan
kurikulum sekolah. Contohnya adalah model ADDIE. Selain itu ada pula yang biasa
kita sebut sebagai model procedural dan model melingkar. Contohnya dari model
procedural adalah model Dick And Carrey dan contoh model melingkar adalah model
J. E. Kemp.
Adanya variasi model yang ada ini sebenarnya
dapat menguntungkan kita. Beberapa keuntungan itu antara lain adalah kita dapat
memilih dan menerapkan salah satu model desain pembelajaran yang sesuai dengan
karakteristik yang kita hadapi dilapangan selain itu juga, kita dapat
mengembangkan dan membuat model turunan dari model-model yang telah ada. Selain
itu kita juga dapat meneliti dan mengembangkan desain yang telah ada untuk
dicoba dan diperbaiki.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan
latar belakang di atas, maka dalam penulisan makalah ini dapat dirumuskan
permasalahan sebagai berikut:
1. Bagaimanakah konsep media pembelajaran?
2. Apakah pengertian pembelajaran model Hanaffin
and Pack?
3. Bagaimana langkah-langkah model pembelajaran Hanaffin
and Pack?
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari
penyusunan makalah ini adalah:
1. Untuk
menjelaskan bagaimana cara pembelajaran yang diajarkan, sehingga bisa
terlaksana pembelajaran yang diingkan. Melalui konsep media pembelajaran ini
peserta didik dapat mengerti dan memahami bagaimana sistem pembelajaran
tersebut.
2. Pembelajaran
model Hanaffin and Pack bisa juga membantu peserta didik untuk belajar waupun
tidak semua siswa mengerti akan pembelajaran melalui model assure ini, sehingga
cara untuk menerapkannya sedikit diminati oleh siswa. Akan tetapi apabila model
pembelajaran ini diterapkan dengan baik maka peserta didik juga dapat
mengembangkan model pembelajaran Hanaffin and Pack
ini juga.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Konsep Model Pembelajaran.
Definisi desain sistem pembelajaran merupakan
desain pembentukan keseluruhan, struktur kerangka atau outline dan urutan atau
sistematika kegiatan. Sehingga desain yang dibuat agar menjadi sebuah kegiatan
yang efektif, effisien, dan menarik. Apabila pembelajaran itu menarik maka
peserta didik tidak merasa bosan atau monoton, jadi kita dapat membuat
pembelajaran itu menyenangkan buat pesarta didik. Baik dari cara mengajar,
menyampaikan, dan lain-lain. Prekripsi tentang desain pembelajaran juga untuk
mencapai tujuan pembelajaran tertentu, dengan kondisi yang karakteristiknya
mata ajar tertentu dan karakteristik pembelajaran tertentu.
Selain itu, strategi pembelajaran yang digunakan
juga melalui metode, media, dan lingkungan. Serta komponen utama mendesain
pembelajaran dapat melalui beberapa pertanyaan, misalnya:
1. Apa
tujuan (objektives) yang diinginkan?
2. Siapa
audiens (learners) yang menjadi sasaran?
3. Materi
(subject content) apa yang akan diajar atau dilatihkan?
4. Metode
dan media apa yang paling tepat untuk mencapai tujuan?
5. Bagaiman
cara utuk mencapai tujuan tersebut diukur atau evaluasi?
Pembelajaran merupakan rangkaian peristiwa atau
kegiatan yang disampaikan secara struktur dan terencana dengan menggunakan
sebuah atau beberapa jenis media. Proses belajar mengajar yang dilakukan harus
mempunyai tujuan agar peserta didik dapat mecapai kompetensi seperti yang
diharapkan. Perancangan aktivitas pembelajaran disebut desain sistem
pembelajaran.
2.2 Pengertian Pembelajaran Model Hanaffin and
Pack
Model adalah sesuatu yang menggambarkan adanya pola
berfikir. (Pribadi,2009:75). Dalam desain pembelajaran dikenal beberapa model
yang dikemukakan oleh para ahli. Secara umum, model desain pembelajaran dapat
diklasifikasikan ke dalam model berorientasi kelas, model berorientasi sistem,
model berorientasi produk, model prosedural dan model melingkar. Model
berorientasi produk adalah model desain pembelajaran untuk menghasilkan suatu
produk, biasanya media pembelajaran, misalnya video pembelajaran, multimedia
pembelajaran, atau modul. Contoh modelnya adalah Model Hannafin And Peck.
Para pengguna produk/program pembelajaran yang
dihasilkan melalui penerapan desain sistem pembelajaran pada model ini biasanya
tidak memiliki kontak langsung dengan pengembang programmnya. Kontak langsung
antara pengguna program hanya terjadi pada saat proses evaluasi terhadap
prototipa program.
Model-model yang tergolong sebagai model yang
berorientasi pada produk biasanya ditandai dengan empat asumsi pokok yaitu :
(a) produk atau program pembelajaran memang sangat diperlukan, (2) produk atau
program pembelajaran baru memang perlu diproduksi, (3) produk atau program pembelajaran
memerkukan proses uji coba dan revisi, (4) produk atau program pembelajaran
dapat digunakan hanya dengan bimbingan dari fasilitator.
Model Hannafin dan Peck adalah model
desain pembelajaran yang terdiri daripada tiga fase yaitu fase Analisis
keperluan, fase desain, dan fase pengembangan dan implementasi (Hannafin
& Peck, 1988). Dalam model ini, penilaian dan pengulangan perlu
dijalankan dalam setiap fase. Model ini lebih berorientasi produk, melalui tiga
fase. Fase-fase tersebut dapat digambarkan sebagai berikut:
2.3 Langkah-langkah Desain Pembelajaran Model
Hanaffin and Peck
Model Hannafin dan Peck ialah model desain
pengajaran yang terdiri daripada tiga fase yaitu fase Analisis kebutuhan, fase
desain, dan fase pengembangan dan implementasi. Dalam model ini, penilaian dan
pengulangan perlu dijalankan dalam setiap fase. Model Hannafin and Peck adalah
model desain pembelajaran yang berorientasi produk.
Fase pertama dari model Hannafin dan Peck adalah
analisis kebutuhan. Fase ini diperlukan untuk mengidentifikasi kebutuhan-kebutuhan
dalam mengembangkan suatu media pembelajaran termasuklah di dalamnya tujuan dan
objektif media pembelajaran yang dibuat, pengetahuan dan kemahiran yang
diperlukan oleh kelompok sasaran, peralatan dan keperluan media pembelajaran. Setelah
semua keperluan diidentifikasi Hannafin dan Peck menekankan untuk menjalankan penilaian
terhadap hasil itu sebelum meneruskan pembangunan ke fase desain.
Fase yang kedua dari model Hannafin dan Peck adalah
fase desain. Di dalam fase ini informasi dari fase analisis dipindahkan ke
dalam bentuk dokumen yang akan menjadi tujuan pembuatan media pembelajaran.
Hannafin dan Peck dalam fase ini desain bertujuan untuk mengidentifikasikan dan
mendokumenkan kaedah yang paling baik untuk mencapai tujuan pembuatan media
tersebut. Salah satu dokumen yang dihasilkan dalam fase ini ialah dokumen story
board yang mengikut urutan aktivitas pengajaran berdasarkan keperluan
pelajaran dan objektif media pembelajaran seperti yang diperoleh dalam fase
analisis kebutuhan. Story Board adalah kolom teks, audio dan visualisasi
dengan keterangan mengenai content dan visualisasi yang digunakan untuk
produksi sebuah program. Seperti halnya pada fase pertama, penilaian perlu
dijalankan dalam fase ini sebelum dilanjutkan ke fase pengembangan dan
implementasi.
Fase ketiga dari model Hannafin dan Peck adalah fase
pengembangan dan
implementasi.
Hannafin dan Peck, mengatakan aktivitas yang dilakukan pada fase ini ialah
penghasilan diagram alur, serta penilaian formatif dan penilaian sumatif.
Dokumen story board akan dijadikan landasan bagi pembuatan diagram alur
yang dapat membantu proses pembuatan media pembelajaran. Model Hannafin dan
Peck (1988) menekankan proses penilaian dan pengulangan harus mengikutsertakan
proses-proses pengujian dan penilaian media pembelajaran yang melibatkan ketiga
fase secara berkesinambungan. Lebih lanjutHannafin dan Peck (1988) menyebutkan dua
jenis penilaian yaitu penilaian formatif dan penilaian sumatif. Penilaian formatif
ialah penilaian yang dilakukan sepanjang proses pengembangan media sedangkan
penilaian sumatif dilakukan setelah media telah selesai dikembangkan.
BAB III
KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan
Model Hannafin dan
Peck adalah model desain pembelajaran yang terdiri daripada tiga fase yaitu
fase Analisis keperluan, fase desain, dan fase pengembangan dan implementasi
(Hannafin & Peck, 1988). Dalam model ini, penilaian dan pengulangan
perlu dijalankan dalam setiap fase. Model ini lebih berorientasi produk,
melalui tiga fase:
- Fase
pertama, adalah analisis kebutuhan dilakukan dengan mengidentifikasi
kebutuhan-kebutuhan dalam mengembangkan suatu media pembelajaran
termasuklah di dalamnya tujuan dan objektif media pembelajaran yang
dibuat, pengetahuan dan kemahiran yang diperlukan oleh kelompok sasaran,
peralatan dan keperluan media pembelajaran.
- Fase
kedua, adalah fase desain, informasi dari fase analisis dipindahkan ke
dalam bentuk dokumen yang akan menjadi tujuan pembuatan media
pembelajaran. Fase desain bertujuan untuk mengidentifikasikan dan
mendokumenkan kaidah yang paling baik untuk mencapai tujuan pembuatan
media tersebut. Salah satu dokumen yang dihasilkan dalam fase ini adalah
dokumen story board yang mengikut urutan aktifitas pembelajaran
berdasarkan keperluan pelajaran dan objektif media pembelajaran
seperti yang diperoleh dalam fase analisis keperluan.
- Fase
ketiga adalah fase pengembangan dan implementasi, terdiri dari
penghasilan diagram alur, pengujian, serta penilaian formatif dan
penilaian sumatif. Dokumen story board akan dijadikan landasan bagi
pembuatan diagram alir yang dapat membantu proses pembuatan media
pembelajaran. Untuk menilai kelancaran media yang dihasilkan seperti
kesinambungan link, penilaian dan pengujian dilaksanakan pada fase ini.
Model Hannafin dan Peck (1988) menekankan proses penilaian dan pengulangan
harus mengikutsertakan proses-proses pengujian dan penilaian media
pembelajaran yang melibatkan ketiga fase secara berkesinambungan.
3.2 Saran
Makalah dan Media Pembelajaran yang
membahas tentang Model Pembelajaran Hanaffin and Peck ini dapat digunakan
sebagai salah satu referensi dalam pengajaran maupun dalam pembelajaran,
sehingga dapat membantu berlangsungnya belajar mengajar. Walaupun pembahasan
yang kami buat belum memenuhi kriteria akan tetapi sedikitnya bisa
membantu.
DAFTAR PUSTAKA
Pribadi, Benny A. 2009.
Model Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: PT. Dian Rakyat.
Suparman, Atwi. 2009. Desain Intruksional. Jakarta:
Universitas Terbuka
Hamelik, Oemar, Perencanaan Pengajaran
BerdasarkanPendekatan Sistem,Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2005, cetakan keempat
Dadang Supriatna, Konsep Dasar Desain
Pembelajaran, Pusat Pengembangan Dan Pemberdayaan Pendidik Dan Tenaga
Kependidikan Taman Kanak Kanak Dan Pendidikan Luar Biasa 2009
Hannafin, M.J. & Peck, K.L. 1988. The design, development, and evaluation Of instructional
software. New York: Mc Millan Publishing Company
Hasbullah, (2006) Implementasi E-Learning Dalam
Pengembangan Pembelajaran di Perguruan Tinggi (Proceeding), SNPTE 2006,
UNY, Yogyakarta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar