31 Des 2012

DESAIN PEMBELAJARAN MODEL HANAFFIN AND PECK


KATA PENGANTAR


       Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat dan karuniaNya sehingga makalah tentang, “DESAIN PEMBELAJARAN MODEL HANAFFIN AND PECK”, telah dapat penulis selesaikan. Makalah ini sebagai salah satu tugas yang harus diselesaikan dalam rangka menyelesaikan mata kuliah Desain Model Pembelajaran IPS pada program Studi Magister Pendidikan IPS di Universitas Lampung.
       Pada kesempatan ini pula penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya atas bantuan baik moril maupun materiil sehingga makalah ini dapat kami selesaikan, kepada :
1.      Dr. R Gunawan Sudarmato, SPd, SE, MM selaku dosen Mata Kuliah Desain Model Pembelajaran  IPS pada program studi Magister Pendidikan IPS Universitas Lampung.
2.      Dr. Herpratiwi, M.Pd. selaku dosen pengampu mata kuliah Desain Model Pembelajaran IPS pada Program Studi Magister Pendidikan IPS Universitas Lampung.
3.      Teman-teman sejawat yang telah membantu terselesainya makalah ini.
4.      Semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu per satu.

       Akhirnya penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini. Penulis berharap, semoga  makalah ini akan bermanfaat untuk  menambah ilmu dan wawasan  bagi pembacanya.

Bandar Lampung, Desember 2012
Penulis,


SYAMSI




BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Desain pembelajaran adalah praktik penyusunan media teknologi komunikasi dan isi untuk membantu agar dapat terjadi transfer pengetahuan secara efektif antara guru dan peserta didik. Model-model desain rencana pembelajaran adalah model PPSI, model Banathy, model Kemp, model Gerlach & Elly, model Dick & Carrey, model ASSURE, model ADDIE,  model Hanafin and Peck, dan model waterfall. Dalam model PPSI pengajaran dipandang sebagai suatu sistem. Sub-sistem dari pengajaran, diantaranya tujuan pembelajaran, bahan pelajaran, kegiatan pembelajaran, alat-alat dan sumber pembelajaran dan evaluasi.  Model kemp berorientasi pada perancangan pembelajaran yang menyeluruh. Sehingga guru sekolah dasar dan sekolah menengah, dosen perguruan tinggi, pelatih di bidang industri, serta ahli media yang akan bekerja sebagai perancang pembelajaran. Model Banathy bertitik tolak dari pendekatan sistem (sistem approach), yang mencakup keenam komponen (langkah) yang saling berinterelasi dan berinteraksi untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Model Gerlach & Elly menjadi suatu garis pedoman atau suatu peta perjalanan pembelajaran karena model ini memperlihatkan keseluruhan proses belajar mengajar yang baik, sekalipun tidak menggambarkan secara rinci setiap komponennya.
Desain pembelajaran dikenal beberapa model yang dikemukakan oleh para ahli. Secara umum, model desain pembelajaran dapat diklasifikasikan ke dalam model berorientasi kelas, model berorientasi sistem, model berorientasi produk, model prosedural dan model melingkar.
Model berorientasi kelas biasanya ditujukan untuk mendesain pembelajaran level mikro (kelas) yang hanya dilakukan setiap dua jam pelajaran atau lebih. Contohnya adalah model ADDIE. Model berorientasi produk adalah model desain pembelajaran untuk  menghasilkan suatu produk biasanya media pembelajaran misalnya, video pembelajaran, multimedia pembelajaran atau modul. Contoh modelnya adalah model Hannafin and Peck. Model berorientasi system yaitu model desain pembelajaran untuk menghasilkan suatu system pembelajaran yang cakupannya luas seperti desain sistem suatu pelatihan kurikulum sekolah. Contohnya adalah model ADDIE. Selain itu ada pula yang biasa kita sebut sebagai model procedural dan model melingkar. Contohnya dari model procedural adalah model Dick And Carrey dan contoh model melingkar adalah model J.  E. Kemp.
Adanya variasi model yang ada ini sebenarnya dapat menguntungkan kita. Beberapa keuntungan itu antara lain adalah kita dapat memilih dan menerapkan salah satu model desain pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik yang kita hadapi dilapangan selain itu juga, kita dapat mengembangkan dan membuat model turunan dari model-model yang telah ada. Selain itu kita juga dapat meneliti dan mengembangkan desain yang telah ada untuk dicoba dan diperbaiki.

1.2  Rumusan Masalah
            Berdasarkan latar belakang di atas, maka dalam penulisan makalah ini dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut:
1.  Bagaimanakah konsep media pembelajaran?
2.  Apakah pengertian pembelajaran model Hanaffin and Pack?
3.  Bagaimana langkah-langkah model pembelajaran Hanaffin and Pack?

1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini adalah:
1. Untuk menjelaskan bagaimana cara pembelajaran yang diajarkan, sehingga bisa terlaksana pembelajaran yang diingkan. Melalui konsep media pembelajaran ini peserta didik dapat mengerti dan memahami bagaimana sistem pembelajaran tersebut.  
2. Pembelajaran model Hanaffin and Pack bisa juga membantu peserta didik untuk belajar waupun tidak semua siswa mengerti akan pembelajaran melalui model assure ini, sehingga cara untuk menerapkannya sedikit diminati oleh siswa. Akan tetapi apabila model pembelajaran ini diterapkan dengan baik maka peserta didik juga dapat mengembangkan model pembelajaran Hanaffin and Pack ini juga.
BAB II
PEMBAHASAN

 2.1       Konsep Model Pembelajaran.
Definisi desain sistem pembelajaran merupakan desain pembentukan keseluruhan, struktur kerangka atau outline dan urutan atau sistematika kegiatan. Sehingga desain yang dibuat agar menjadi sebuah kegiatan yang efektif, effisien, dan menarik. Apabila pembelajaran itu menarik maka peserta didik tidak merasa bosan atau monoton, jadi kita dapat membuat pembelajaran itu menyenangkan buat pesarta didik. Baik dari cara mengajar, menyampaikan, dan lain-lain. Prekripsi tentang desain pembelajaran juga untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu, dengan kondisi yang karakteristiknya mata ajar tertentu dan karakteristik pembelajaran tertentu.
Selain itu, strategi pembelajaran yang digunakan juga melalui metode, media, dan lingkungan. Serta komponen utama mendesain pembelajaran dapat melalui beberapa pertanyaan, misalnya:
1.    Apa tujuan (objektives) yang diinginkan?
2.    Siapa audiens (learners) yang menjadi sasaran?
3.    Materi (subject content) apa yang akan diajar atau dilatihkan?
4.    Metode dan media apa yang paling tepat untuk mencapai tujuan?
5.    Bagaiman cara utuk mencapai tujuan tersebut diukur atau evaluasi?
Pembelajaran merupakan rangkaian peristiwa atau kegiatan yang disampaikan secara struktur dan terencana dengan menggunakan sebuah atau beberapa jenis media. Proses belajar mengajar yang dilakukan harus mempunyai tujuan agar peserta didik dapat mecapai kompetensi seperti yang diharapkan. Perancangan aktivitas pembelajaran disebut desain sistem pembelajaran. 

2.2  Pengertian Pembelajaran Model Hanaffin and Pack
Model adalah sesuatu yang menggambarkan adanya pola berfikir. (Pribadi,2009:75). Dalam desain pembelajaran dikenal beberapa model yang dikemukakan oleh para ahli. Secara umum, model desain pembelajaran dapat diklasifikasikan ke dalam model berorientasi kelas, model berorientasi sistem, model berorientasi produk, model prosedural dan model melingkar. Model berorientasi produk adalah model desain pembelajaran untuk menghasilkan suatu produk, biasanya media pembelajaran, misalnya video pembelajaran, multimedia pembelajaran, atau modul. Contoh modelnya adalah Model Hannafin And Peck.
Para pengguna produk/program pembelajaran yang dihasilkan melalui penerapan desain sistem pembelajaran pada model ini biasanya tidak memiliki kontak langsung dengan pengembang programmnya. Kontak langsung antara pengguna program hanya terjadi pada saat proses evaluasi terhadap prototipa program.
Model-model yang tergolong sebagai model yang berorientasi pada produk biasanya ditandai dengan empat asumsi pokok yaitu : (a) produk atau program pembelajaran memang sangat diperlukan, (2) produk atau program pembelajaran baru memang perlu diproduksi, (3) produk atau program pembelajaran memerkukan proses uji coba dan revisi, (4) produk atau program pembelajaran dapat digunakan hanya dengan bimbingan dari fasilitator.
Model Hannafin dan Peck adalah model desain pembelajaran yang terdiri daripada tiga fase yaitu fase Analisis keperluan, fase desain, dan fase pengembangan dan implementasi (Hannafin &  Peck, 1988). Dalam model ini, penilaian dan pengulangan perlu dijalankan dalam setiap fase. Model ini lebih berorientasi produk, melalui tiga fase. Fase-fase tersebut dapat digambarkan sebagai berikut:
http://ed.isu.edu/depts/imt/isdmodels/Hannafin/images/Peck_01.gif
 











2.3  Langkah-langkah Desain Pembelajaran Model Hanaffin and Peck
Model Hannafin dan Peck ialah model desain pengajaran yang terdiri daripada tiga fase yaitu fase Analisis kebutuhan, fase desain, dan fase pengembangan dan implementasi. Dalam model ini, penilaian dan pengulangan perlu dijalankan dalam setiap fase. Model Hannafin and Peck adalah model desain pembelajaran yang berorientasi produk.
Fase pertama dari model Hannafin dan Peck adalah analisis kebutuhan. Fase ini diperlukan untuk mengidentifikasi kebutuhan-kebutuhan dalam mengembangkan suatu media pembelajaran termasuklah di dalamnya tujuan dan objektif media pembelajaran yang dibuat, pengetahuan dan kemahiran yang diperlukan oleh kelompok sasaran, peralatan dan keperluan media pembelajaran. Setelah semua keperluan diidentifikasi Hannafin dan Peck  menekankan untuk menjalankan penilaian terhadap hasil itu sebelum meneruskan pembangunan ke fase desain.
Fase yang kedua dari model Hannafin dan Peck adalah fase desain. Di dalam fase ini informasi dari fase analisis dipindahkan ke dalam bentuk dokumen yang akan menjadi tujuan pembuatan media pembelajaran. Hannafin dan Peck  dalam fase  ini  desain bertujuan untuk mengidentifikasikan dan mendokumenkan kaedah yang paling baik untuk mencapai tujuan pembuatan media tersebut. Salah satu dokumen yang dihasilkan dalam fase ini ialah dokumen story board yang mengikut urutan aktivitas pengajaran berdasarkan keperluan pelajaran dan objektif media pembelajaran seperti yang diperoleh dalam fase analisis kebutuhan. Story Board adalah kolom teks, audio dan visualisasi dengan keterangan mengenai content dan visualisasi yang digunakan untuk produksi sebuah program. Seperti halnya pada fase pertama, penilaian perlu dijalankan dalam fase ini sebelum dilanjutkan ke fase pengembangan dan implementasi.
Fase ketiga dari model Hannafin dan Peck adalah fase pengembangan dan
implementasi. Hannafin dan Peck, mengatakan aktivitas yang dilakukan pada fase ini ialah penghasilan diagram alur, serta penilaian formatif dan penilaian sumatif. Dokumen story board akan dijadikan landasan bagi pembuatan diagram alur yang dapat membantu proses pembuatan media pembelajaran. Model Hannafin dan Peck (1988) menekankan proses penilaian dan pengulangan harus mengikutsertakan proses-proses pengujian dan penilaian media pembelajaran yang melibatkan ketiga fase secara berkesinambungan. Lebih lanjutHannafin dan Peck (1988) menyebutkan dua jenis penilaian yaitu penilaian formatif dan penilaian sumatif. Penilaian formatif ialah penilaian yang dilakukan sepanjang proses pengembangan media sedangkan penilaian sumatif dilakukan setelah media telah selesai dikembangkan.


























BAB III
KESIMPULAN

3.1   Kesimpulan
Model Hannafin dan Peck adalah model desain pembelajaran yang terdiri daripada tiga fase yaitu fase Analisis keperluan, fase desain, dan fase pengembangan dan implementasi (Hannafin &  Peck, 1988). Dalam model ini, penilaian dan pengulangan perlu dijalankan dalam setiap fase. Model ini lebih berorientasi produk, melalui tiga fase:
  1. Fase pertama,  adalah analisis kebutuhan dilakukan dengan mengidentifikasi kebutuhan-kebutuhan dalam mengembangkan suatu media pembelajaran termasuklah di dalamnya tujuan dan objektif media pembelajaran yang dibuat, pengetahuan dan kemahiran yang diperlukan oleh kelompok sasaran, peralatan dan keperluan media pembelajaran.
  2. Fase  kedua, adalah fase desain, informasi dari fase analisis dipindahkan ke dalam bentuk dokumen yang akan menjadi tujuan pembuatan media pembelajaran. Fase desain bertujuan untuk mengidentifikasikan dan mendokumenkan kaidah yang paling baik untuk mencapai tujuan pembuatan media tersebut. Salah satu dokumen yang dihasilkan dalam fase ini adalah dokumen story board yang mengikut urutan aktifitas  pembelajaran berdasarkan keperluan pelajaran dan objektif media  pembelajaran seperti yang diperoleh dalam fase analisis keperluan.
  3. Fase ketiga adalah fase pengembangan dan implementasi, terdiri dari  penghasilan diagram alur, pengujian, serta penilaian formatif dan penilaian sumatif.  Dokumen story board akan dijadikan landasan bagi pembuatan diagram alir yang dapat membantu proses pembuatan media pembelajaran. Untuk menilai kelancaran media yang dihasilkan seperti kesinambungan link, penilaian dan pengujian dilaksanakan pada fase ini. Model Hannafin dan Peck (1988) menekankan proses penilaian dan pengulangan harus mengikutsertakan proses-proses pengujian dan  penilaian media pembelajaran yang melibatkan ketiga fase secara berkesinambungan.

3.2 Saran
Makalah dan Media  Pembelajaran yang membahas tentang Model Pembelajaran Hanaffin and Peck ini dapat digunakan sebagai salah satu referensi dalam pengajaran maupun dalam pembelajaran, sehingga dapat membantu berlangsungnya belajar mengajar. Walaupun pembahasan yang kami buat belum memenuhi kriteria akan tetapi sedikitnya bisa membantu. 


























DAFTAR PUSTAKA

Pribadi, Benny A. 2009. Model Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: PT. Dian Rakyat.

Suparman, Atwi. 2009. Desain Intruksional. Jakarta: Universitas Terbuka

Hamelik, Oemar, Perencanaan Pengajaran BerdasarkanPendekatan Sistem,Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2005, cetakan keempat


Dadang Supriatna, Konsep Dasar Desain Pembelajaran, Pusat Pengembangan Dan Pemberdayaan Pendidik Dan Tenaga Kependidikan Taman Kanak Kanak Dan Pendidikan Luar Biasa 2009

Hannafin, M.J. & Peck, K.L. 1988. The design, development, and evaluation Of  instructional software. New York: Mc Millan Publishing Company

Hasbullah, (2006) Implementasi E-Learning Dalam Pengembangan Pembelajaran di Perguruan Tinggi (Proceeding), SNPTE 2006, UNY, Yogyakarta



Tidak ada komentar:

Posting Komentar